Kamis, 23 April 2015

Sejarah BPK PENABUR Sukabumi

TK Kristen Ketilang
Dengan sarana yang belum memadai, BPK PENABUR Sukabumi berhasil mendirikan Taman Kanak-kanak Ketilang. Pendirian sekolah ini dilatarbelakangi karena SD Bethel yang ada di Jalan Achmad Yani belum punya taman kanak-kanak.
Sekolah ini berlokasi di belakang Toko Beng yang pemiliknya meminjamkan dua ruangan dengan guru Marie De Quelyu. Taman Kanak-kanak Ketilang diresmikan pada 5 Agustus 1965.

Muridnya makin lama makin bertambah yang tentu saja membutuhkan seorang kepala sekolah. Sekpala sekolah pertamnya adalah Ny Sumeru, dan yang kedua adalah Letje Suparmi.
Di awal berdirinya sekolah di Sukabumi, dedikasi para guru di sini sungguh luar biasa. Gaji mereka diangsur. Tapi mereka tetap setia melayani.
Kepala sekolah ketiga adalah Ny. Sri Soenarti. Pada periode ini yayasan berusaha keras untuk meningkatn kualitas guru-guru dengan mengikutsertakan mereka dalam penataran-penataran, baik di Departemen P dan K Kodya Sukabumi maupun di Jakarta, Bandung, dan Salatiga.
Kelengkapan sarana atau fasilitas pendidikan terus bertambah sampai akhirnya yayasan mendapatkan gedung baru berkat usaha gigih dari para pengurus yayasan di bawah ketuanya Tinus Herdadi Tantranegara.
Para orangtua murid juga tidak ketinggalan ikut serta dalam embantu pelaksanaan pendidikan di Taman Kanak-kanak Ketilang dengan menyumbangkan telivisi, video, mike, tape recorder, buku-buku, pakaian-pakain daerah, dan sebagainya.

SD Kristen Bethel
SD Kristen Bethel merupakan sekolah yang mengawali keberadaan sekolah-sekolah lainnya di lingkungan BPK PENABUR Sukabumi. Sekolah ini berdiri tahun 1950 dengan nama Sekolah Rakyat Kristen Bethel yang awalnya dikelola oleh Badan Pendidikan Khu Hwee Djawa Barat. Tokoh-tokohnya antara lain: Tan Keng Siong, Ibrahim T, Surawidjaja, Rahardja, Ishak Tjahjana, Nani Yohana, dan drg. I. Sadrach.
Sementara kepala sekolahnya adalah Louw Tiam Tjie yang bertugas dari tahun 1950 – 1965. Tahun 1965 Louw Tiam Tjie digantikan oleh A. Pudjiati T. Karena berprestasi baik, tahun 1978 ada enam orang guru dan seorang penjaga sekolah yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil pusat.

SMP Kristen Sukabumi
Bangunan yang kini digunakan SMP Kristen Sukabumi telah berdiri sejak tahun 1923. Pada waktu itu digunakan oleh Christelijke MULO. Selanjutnya tahun 1947 bangunan tersebut digunakan VCS (Vereniging Christelijke van Scholen). MULO dengan kepala sekolahnya Meneer Yulius Cornelis Boss sebelum digantikan Meneer C. Geuze pada tahun 1951.
Tahun 1953, bangunan sekolah tersebut diserahkan kepada Badan Pendidikan Tiong Hoa Kie Tak Kauw Hwee Khu Hwee (THKTKHKH) Djawa Barat. Pimpinan sekolah yang pertama adalah Meneer C. Geuze. Selanjutnya berturut-turut D.S. Saptoyo (1954 – 1960), Ong Eng Lan (1960 – 1963), P.H. Pontolomiu (1964 – 1965), Ong Sing Tjwan (1965) merangkap kepala SMAK Sukabumi, Sukiran (1966), Ny. Lie Kian Kim atau Ny. Sulastinah (1966 – 1976), E. Sumirat (1976 – 1978), W.H. Siregar (1978 – 1980), Rahardja Tirta Kusuma (1980 – 1982), Aryati Yefuna, Lis Setiatin, Eddy Sugandi (1982 – 1984), Misbah Alumunir (1985 – 1988), Togama Naibaho (1 Juni 1988 – 1 April 1989), dan Lis Setiatin (1989 sampai sekarang).
SMP Kristen Sukabumi menjadi sekolah bersubsidi pada tahun 1953 dengan mendapatkan bantuan tenaga pengajar dan sarana lainnya dari pemerintah. Status DISAMAKAN diperoleh pada tahun 1985.

SMA Kristen Sukabumi
Seusai Perang Dunia II di Sukabumi ada dua yayasan yang mengelola pendidikan. Pertama, Badan Pendidikan Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee (THKTKHKH) Djawa Barat. Kedua, Yayasan Perkumpulan Sekolah-sekolah Kehidupan Baru yang mengelola Prinses Juliana School.
Kedua yayasan ini saling bekerjasama. Tan Keng Siong (mantan ketua KPS Sukabumi) juga salah seorang pengurus THKTKHKH Djawa Barat merangkap menjadi bendahara di Yayasan Kehidupan Baru. Kedua yayasan yang diprakarsai Ibu Suretna, Ibu J.P. Zijderveld dan Tan Keng Siong berupaya mendirikan SMA Kristen. Waktu itu di Sukabumi hanya ada satu SMA, yaitu SMA Mardiyuwana.
Keinginan tersebut mendapat dukungan dari guru-guru yang beberapa di antaranya tinggal di asrama Yayasan Kehidupan Baru. Mereka menyatakan bersedia membantu mengajar jika SMA Kristen berdiri. Guru-guru tersebut adalah Arsiah Tjokrowidjojo, yang kemudian menjadi kepala SMA Kristen yang pertama, Sukidjo Susilohutomo, Tungka, Hardiwasito Markam, dan Sugito.
Dalam perjalannnya penglolaan SMA Kristen diserahkan kepada THKTIKHKH Djawa Barat. Karena yayasan ini belum mempunyai tempat, maka Yayasan Kehidupan Baru menghibahkan tanah bekas Prinses Juliana School (PJS) dan beberapa bagian asrama putri untuk dipakai sebagai ruang belajar SMA Kristen serta ruang kantor. Tahun 1961 pengurus THKTIKHKH Djawa Barat berhasil membangun lima ruangan kelas di atas tanah bekas PJS yang pelatakan batu pertamanya dilakukan Soewala, Walikotamadya Sukabumi. Tiga kelas disekat dengan dinding kayu yang setiap saat dapat dibuka.
Tanggal 14 Agustus 1957 dinyatakan sebagai berdirinya SMA Kristen yang ditandai dengan pengumpulan siswa yang telah mendaftar, masing-masing 19 siswa bagian B dan 24 siswa bagian C. Kegiatan awsal siswa pertama tersebut dilakukan dengan acara ‘masa perkenalan’ yang dibimbing oleh Sugito (pembina siswa) dan juga guru ilmu alam, serta Sumarko, guru tata negara.
Sejak berdiri tahun 1957 SMA Kristen Sukabumi telah mengalami beberapa pergantian kepala sekolah. Kepala SMAK pertama adalah Arsiah Tjokrowidjojo (1957 – 1964), kemudian dilanjutkan Ong Sing Tjwan, MA (1964 – 1966), Sukiran (1966 – 1967), S. Surjakusuma (1967 – 1968), Latuheru (1968 – 1969), Simon Liklikwatil (1969 – 1986), Swarso (1986 – 1992), Soemedi (1992 – 1996) dan Muljadi (1996 – sekarang).

SMEA Kristen Kartika
Sekolah kejuran ini berdiri tanggal 22 Juli 1986. Sesuai izin operasional No. 199/102/Rcp/E/86/tanggal 21 Juli 1986, sekolah ini membuka juruan perkantoran. Siswa yang pertama kali masuk sebanyak 65 orang yang dibagi menjadi dua kelas. Kepala sekolah yang pertama adalah Martha Christiawati, alumnus FKIP Jurusan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Pendirian SMEA Kristen Kartika adalah buah dari pandangan jauh ke depan Tinus Herdadi Tantranagara, mantan ketua KPS Sukabumi yang melihat bahwa waktu itu tidak sedikit lulusan SMA yang karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan kuliah, sementara untuk bekerja tidak mempunyai bakal keterampilan yang memadai. Maka dibukalah sekolah kejuran tersebut.
Sesuai dengan perkiraan semula, para siswa umumnya terdiri atas anak-anak yang orangtuanya tergolong masyarakat menengah ke bawah yang mendambakan pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan.
Alumni pertama SMEA Kristen Kartika sebanyak 54 orang yang diwisuda pada tanggal 25 Mei 1989. Kemudian melalui SK No. 009/c/Kepl/1990 tertanggal 20 Januari 1990, SMEA Kristen memperoleh status akrditasi DIAKUI dan berhak menyelenggarakan EBTA sendiri sejak tahun pelajaran 1989/1990.
Diharapkan pada masa mendatang SMEA Kristen yang sekarang disebut Sekolah Menengah Kejuruan Kristen akan terus berkembang. Penambahan fasilitas dan guru-guru yang kompeten, diharapkan mampu berkiprah lebih leluasa. Pembukaan jurusan Akuntansi/Keuangan merupakan langkah yang strategis.

LPK Kartika
LPK atau Lembaga Pendidikan Kejuruan Kartika didirikan dengan maksud untuk menjembatani lulusan SLTA dengan dunia kerja. Fakta membuktikan ternyata hanya sedikit lulusan SLTA yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Namun di sisi lain, tidak adanya keterampilan khusus merupakan salah satu hambatan mereka yang berhasrat untuk masuk dunia kerja.
LPK Kartika berdiri 27 Oktober 1988 dengan program Pendidikan Sekretaris (khusus putri), Kursus Komputer, Kursus Mengetik, Kursus Akuntansi dan Bahasa Inggris. Pimpinan lembaga pendidikan nonformal ini adalah A.F. Sanusi, guru SMAK yang telah berkecimpung dalam pendidikan nonformal.
Lulusan angkatan pertama telah diwisuda pada tanggal 25 Maret 1989 dengan perincian: Kursus Komputer 10 orang, Kursus Bahasa Inggris 20 orang, Kursus Mengetik 8 orang, dan Kursus Akuntansi 6 orang. Sedangkan mahasiswa Pendidikan Sekretaris angkatan pertama berjumlah 28 orang diwisuda tanggal 16 September 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar